Branding sebagai Wajah Usaha

black-click-pen-on-spring-notebook-164645

(Sumber Gambar: https://www.pexels.com/photo/black-click-pen-on-spring-notebook-164645/)

 

Branding

Branding bukan hanya soal bagaimana produk atau jasa memiliki citra baik di mata konsumen dan akan dipilih oleh konsumen, melainkan tentang bagaimana sebuah produk atau jasa memberikan kepuasan kepada konsumen.

Branding merupakan aset perusahaan yang paling berharga dan salah satu hal penting dalam sebuah bisnis, baik dari penjualan ataupun jasa, karenanya tidak dapat dibangun dalam jangka waktu yang singkat (Cholis, 2018:2).

Strategi branding disusun untuk mengenalkan identitas brand dengan konsumen. Target market akan diperkenalkan dengan brand, yang tidak hanya sekadar soal nama dan mereknya saja, tetapi tentang bagaimana pengalaman yang dirasakan oleh konsumen ketika mengkonsumsi atau menggunakan produk tersebut (Cholis, 2018:8).

Brand Identity

  • Name

Nama merek adalah salah satu aset terpenting dan salah satu yang paling berharga. Memberi nama merek telah menjadi bisnis besar sehingga beberapa agensi tidak melakukan apa-apa selain menyebutkan nama merek (Alessandri dalam Drewniany, 2008:38).

Nama yang bagus melahirkan kesuksesan, tetapi bahkan nama terbaik pun tidak dapat melindungi perusahaan dari kinerja yang buruk. Nama hanyalah salah satu bagian dari identitas merek (Alessandri dalam Drewniany, 2008:38).

  • Logo

Logo adalah simbol visual yang digunakan merek atau perusahaan untuk mengidentifikasi dirinya kepada konsumen. Logo mungkin hanya elemen grafis, atau bisa berupa kata (logotype). (Alessandri dalam Drewniany, 2008:38).

  • Tagline

Tagline adalah frasa singkat yang biasanya digunakan dengan nama atau logo merek. Mungkin juga disebut slogan merek atau bahkan moto (Alessandri dalam Drewniany, 2008:39).

Lebih dari elemen identitas lainnya, tagline akan berubah seiring waktu. Ini akan berubah pada beberapa kesempatan: ketika ada kampanye kreatif baru dikembangkan, ketika biro iklan baru disewa, atau tepat ketika tag line telah melampaui kegunaannya. Namun, beberapa tag line tetap ada dan bahkan menjadi bagian dari bahasa sehari-hari (Alessandri dalam Drewniany, 2008:39).

  • Color Palette (Brand Color)

Warna adalah elemen identitas yang dapat dipasarkan (Alessandri dalam Drewniany, 2008:41).

  • Architecture and Interior Design

Mungkin salah satu penggunaan desain interior yang paling umum untuk mencerminkan identitas adalah dalam industri komunikasi. Agen periklanan sering menghiasi kantor mereka untuk mencerminkan apa yang mereka lakukan. Karena periklanan adalah bidang kreatif, bukan hal yang aneh untuk masuk ke agensi dan melihat dekorasi tema (Alessandri dalam Drewniany, 2008:41).

  • Sounds

Saat ini ada beberapa merek yeng menggunakan sound trademark yang mampu membuat mengenali suara tertentu sebagai bagian dari identitas dari perusahaan atau merk, dan mudah diingat (Alessandri dalam Drewniany, 2008:42).

Brand Communication

Sadat memberikan definisi tentang brand communication. Komunikasi Merek adalah upaya yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan keunikan yang dimiliki sebuah merek ke pasar menggunakan berbagai strategi. Tujuannya sederhana, agar pelangan memutuskan untuk mengkonsumsi, puas, kemudian loyal terhadap merek (Sadat, 2009:113)

Schultz dan Barnes menambahkan aspek brand communication dalam brand expression sebagai suatu cara atau bentuk komunikasi brand melalui proses visualisasi sehingga mudah dipahami dan diingat pelanggan secara cepat. Langkah ini bertujuan menciptakan memori kuat di benak pelanggan terhadap karakter brand.

Brand Communication diletakkan dalam kajian ini sebagai faktor yang membuat eksekusi dari brand expression menjadi lengkap dan bisa berjalan dengan baik. Brand expression yang sudah disusun maka harus disertai dengan suatu pengkomunikasian merek.

Pada bagian ini, teori model Hierarki Efek (Hierarchy of Effects Model) menjelaskan tahapan-tahapan pemasar dalam merencanakan target komunikasi secara lebih baik yaitu:

  • Awareness: tugas komunikator adalah membangun kesadaran pelanggan akan keberadaan brand tersebut melalui berbagai media.
  • Knowledge: pemasar dapat menentukan tujuan dengan fokus pada pengetahuan mengenai brand kepada target pelanggan
  • Liking: jika ternyata tidak menyukai brand, mengapa mereka tidak menyukainya?. Pemasar harus menemukan jawabannya sebelum menentukan strategi komunikasi selanjutnya yang dapat mendorong kesukaan terhadap brand.
  • Preference: jika faktanya brand tidak lebih unggul dibanding pesaing, maka komunikasi brand dengan menonjolkan keunggulan yang dimiliki mungkin menjadi cara tepat meraih preferensi pelanggan.
  • Conviction: pada tahap ini brand lebih dari sekedar disukai, tetapi pelanggan belum memiliki cukup keyakinan untuk mengonsumsinya. Maka komunikator bertugas meyakinkan mereka bahwa mengonsumsi brand yang ditawarkan merupakan tindakan yang tepat.
  • Purchase: komunikasi harus terus dilanjutkan untuk mendorong pelanggan melakukan langkah akhir dengan menerapkan strategi komunikasi yang sesuai agar keputusan membeli brand benar-benar terjadi.

Research & Development

Brand Research merupakan kegiatan menciptakan, mengembangkan, dan proses berkelanjutan penguatan sebuah merk. Dalam melakukan brand research & development ada hal yang harus diperhatikan yaitu analisis dalam memahami ruang lingkup dan mengembangkan strategi peluncuran.

Untuk membuat bisnis menjadi lebih maju, penelitian merek dapat digunakan secara berkala, atau terus-menerus, untuk melacak konsumen, persepsi, dan pengalaman. Untuk bisnis yang lebih mapan, penelitian merek dapat digunakan secara berkala, atau terus-menerus, untuk melacak konsumen, persepsi, dan pengalaman.

Dalam melakukan research & development terdapat beberapa tahapan. Berikut adalah metode dalam Brand Research & Development:

  1. Survei
  2. Seminar atau Komunitas
  3. Karyawan
  4. Intelegensi Sosial

Tujuan dalam brand research & development adalah sebagai berikut:

  1. Competitive Analysis
  2. Brand Awareness
  3. Brand Perception
  4. Brand Associations
  5. Sentiment & Satifaction
  6. Shopping Experience

Traditional Branding Strategy

Analisis SWOT

Metode analisis SWOT merupakan alat yang tepat untuk menemukan masalah dari empat sisi yang berbeda, di mana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan dari sebuah peluang (opportunities) yang ada, kemudian mencari tahu bagaimana mengatasi kelemahan (weakness) yang menghambat keuntungan, dan selanjutnya bagaimana kekuatan (stengths) mampu mengahadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weakness) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan ancaman baru (Cholil, 2018:51).

  • Strengths (Kekuatan)
  • Weakness (Kelemahan)
  • Opportunities (Kesempatan)
  • Threats (Ancaman)
Strategic Analysis
Internal External
Strengths Weaknesses Opportunities Threats

AIDA

Model AIDA merupakan model hierarki respons yang cukup popular bagi pemasar sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pemasaran. Menurut model ini, alat promosi harus menarik perhatian (attention), mendapatkan dan mendorongkan minat (interest), membangkitkan keinginan (Desire), dan menghasilkan tindakan (action) (Cholil, 2018:80-81).

  1. Attention (Perhatian)
  2. Interest (Minat)
  3. Desire (Keinginan)
  4. Action (Tindakan

Corporate Social Responbility (CSR)

CSR atau Corporate Social Responbility merupakan kegiatan yang wajib dilakukan oleh perusahaan, khususnya di Indonesia. Pemerintah mewajibkan perusahaan untuk melakukan tanggung jawab sosialnya. Berikut adalah manfaat CSR bagi perusahaan (Cholil, 2018:93-95):

  • Meningkatkan citra perusahaan
  • Memperkuat brand perusahaan

Mengembangkan kerja sama dengan pemangku kepentingan

  • Membedakan perusahaan dengan pesaingnya
  • Menghasilkan inovasi dan pembelajaran untuk meningkatkan perusahaan
  • Membuka akses investasi dan pembiayaan bagi perusahaan
  • Meningkatkan harga saham

Telemarketing

Telemarketing  merupakan cara yang sering digunakan dalam melakukan branding atau penjualan, proses telemarketing melalui telepon untuk menjaga komunikasi secara langsung dengan konsumen (Cholil, 2018:99)

Event atau Sponsorship

Event merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menunjang keberhasilan perkenalan produk, promosi, dan lebih mendekatkan diri dengan konsumen. Tujuan event sangat efektif untuk peluncuran produk baru ataupun me-recall konsumen terhadap produk oleh perusahaan non direct selling, dan efektif dalam menjalin kerja sama dengan mitra kerja (Cholil, 2018:81).

Kegiatan sponsorship mencakup investasi dalam produk yang akan dipasarkan di dalam event atau causes yang bertujuan mencapai berbagai tujuan perusahaan, terutama meningkatkan kesadara merek, memperkuat citra merek, dan memperbesar volume penjualan (Cholil, 2018:138).

Berikut ada 4 faktor yang berpengaruh terhadap sponsorship menurut Cholil (2018:138):

  1.  Menghubungkan nama merek dengan event atau causes khusus, perusahaan dapat menghindari kekusutan yang melekat dalam media periklanan.xs
  2.  Sponsorship  membantu perusahaan-perusahaan merespons kebiasaan media konsumen yang terus berubah.
  3.  Sponsorship membantu perusahaan-perusahaan memperoleh pengesahan dari berbagai pihak, termasuk pemegang saham, pegawai, dan masyarakat.
  4.  Sponsorship atas event dan causes khusus memungkinkan para pemasar untuk menargetkan upaya komunikasi dan promosinya ke daerah geografis tertentu dan atau kepada kelompok gaya hidup tertentu.

Modern Branding Strategy

STP (Segmentation, Targeting, dan Positioning)

  • Segmentation

Segmentasi dari market brand adalah kelompok orang atau kelompok organisasi yang memiliki kesanaab karakteristik sehingga mereka juga memiliki kebutuhan produk dan jasa yang sama (Cholil, 2018:224)

Segmentasi pasar merupakan suatu proses pengelompokkan-pengelompokkan pasar ke dalan kelompok pembeli yang potensial dengan kebutuhan yang sama, dan atau karakteristik yang disukai serta memperlihatkan hubungan pembeli yang sama pula (Saladi, 2003:83)

Segmentasi pasar membagi sebuah pasar ke dalam kelompok-kelompok yang khas berdasarkan kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang terpisah (Kotler, 2006:281).

  • Targeting

Targeting adalah strategi mengalokasikan sumber daya perusahaan secara efektif. Tiga kriteria yang harus dipenuhi oleh perusahaan dalam mengevaluasi dan menentukan segmen yang akan ditarget (Kotler dalan Cholil, 2018:226) yaitu:

  1.  Memastikan bahwa segmen pasar yang dipilih cukup besar dan akan cukup menguntungkan bagi perusahaan.
  2.  Strategi targeting harus didasarkan pada keunggulan kompetitif perusahaan yang bersangkutan.
  3.  Segmen pasar yang dibidik itu harus didasarkan pada situasi persaingannya yang secara langsung atau tidak langsung memengaruhi daya tarik target segmen.
  • Positioning

Positioning merupakan unsur ketiga dari strategi STP di mana pemasar mencoba memutuskan posisi produk di pasar yang hendak disasar (Cholil, 2018:226). Positioning terdiri dari tiga langkah, yaitu:

  1. Memilih konsep positioning dalam rangka memosisikan produk/organisasi, pemasar harus dapat menentukan apa yang penting atau yang utama bagi pasar sasaran.
  2. Merancang dimensi atau fitur yang paling efektif dalam mengomunikasikan posisi. Suatu posisi dapat dikomunikasikan dengan nama merek, slogan, penampilan atau fitur produk, tempat penjualan produk, penampilan karyawan, dan cara-cara lainnya.
  3. Mengkoordinasikan komponen bauran pemasaran untuk menyampaikan pesan yang konsisten.
  • Search Engine Optimization (SEO)

Berikut beberapa alasan SEO sangat bermanfaat bagi strategi branding (Cholil, 2018:230-231), yaitu:

  • Membuktikan keahlian bidang dalam satu atau dua bidang industri, karena ini bisa menjadi Unique Selling Point (USP) untuk merek.
  • Memudahkan untuk memperluas dan menyelidiki bagian lebih dalam dan lebih kompetitif di industri yang dipilih.
  • Mesin pencari atau Search Engine akan mendukung branding yang dikenal dalam bidang masing-masing.

Social Media

Word of Mouth (WOM)

Word of Mouth yang tercipta di masyarakat, akan membuat orang tahu dan mengenal bisnis, dari rekomendasi masyarakat juga pelanggan akan menjadi tertarik dengan produk dalam bisnis yang dijalankan (Aldily, 2017:75).

Berikut adalah beberapa strategi untuk memaksimalkan teknik Word of Mouth untuk bisnis (Cholil, 2018:187-189):

  1. Mengidentifikasi dan menargetkan influencer brand
  2. Menggunakan emosi sebagai medianya
  3. Terus melibatkan masyarakat dan pelanggan (CRM atau Customer Relations Management)
  4. Berikan pelanggan sesuatu yang sedang ramai dibicarakan dengan mengubungkan produk atau jasa
  5. Berikan kemudahan bagi mereka untuk memberikan ulasan

Employee Branding

Employee Branding adalah proses mempromosikan sebuah perusahaan atau organisasi sebagai perusahaan pilihan untuk kelompok sasaran yang diinginkan, yakni mereka yang dibutuhkan, ingin direkrut, dan dipertahankan sebagai karyawan perusahaan (Cholil, 2018:211)

Tujuan employee branding adalah untuk mendorong karyawan untuk mengidentifikasikan dirinya dengan merek, atau koneksi psikologis antara karyawan (Cholil, 2018:211).

Media Mapping Public Relation for Branding

Public Relation dan Media bagaikan buku dan pena. Buku menggambarkan sosok media, sebagai fasilitator terhadap yang ditulis oleh pena sehingga tulisan tersebut bisa terlihat jelas dan dapat terdokumentasi dengan baik (Cholil, 2018:234).

Sumber:

  • Cholil, Akmal Musyadat. 2018. 101 Branding Ideas: Strategi Jitu Memenangkan Hati Konsumen. Quadrant: Yogyakarta.
  • Drewniany, Bonnie L., dan A. Jerome Jewler. 2008. Creative Strategy in Advertising, Ninth Edition. Thomson Wadsworth: Boston.

Leave a comment